FAJAR.CO.ID — Siri na Pesse (Bugis, red) atau Siri na Pacce (Makassar, red) menjadi salah satu prinsip masyarakat suku Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan.
Siri lebih kepada harga diri dan rasa malu seseorang. Sedangkan pesse atau pacce merupakan kepercayaan terhadap kesatuan spiritual seluruh individu.
Leonard Y Andaya, Profesor Sejarah Asia Tenggara pada Universitas Hawaii di Manoa menyatakan, asal usul konsepsi ini dan basis kekuatannya dapat dilacak dari gaukeng.
Gaukeng (Bugis) atau Gaukang (Makassar) bisa dalam bentuk apa saja. Tapi umumnya dalam bentuk batu. Bagi yang menemukannya akan dipercaya sebagai pemimpin.
Leonard Y Andaya dalam buku Warisan Arung Palakka menyatakan, konsepsi pésse atau pacce mempunyai banyak kesamaan dengan gagasan tentang siri.
Pésse atau pacce pada tingkat biasa berarti 'rasa pedih’, tapi juga mempunyai pengertian lain yaitu 'rasa simpati, empati terhadap kawan'.
Sebagaimana dalam siri’, dalam pésse/pacce tidak ada pertentangan antara makna-makna tadi yang berasal dari istilah tunggal ini.
Sebaliknya, dalam kenyataan, makna-makna itu mengangkat sebuah gagasan yang menyatu.
Empati yang dirasakan seseorang terhadap sekampung yang berada dalam kesukaran ditampakkan dalam bentuk emosi rasa sakit karena dia merasakan hal yang sama secara spiritual.
Emosi pesse/pacce inilah yang mengikat seorang Bugis atau Makassar pada kampung halamannya bahkan setelah lama dia pergi dan berperan sebagai perangsang bagi dia untuk kembali ke komunitas spiritual aslinya.
Seseorang juga dapat menampakkan pesse/pacce kepada komunitasnya yang sedang menderita meski dia tidak terkena dampak langsung.