FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pengguna jalan di Kota Makassar memberikan reaksi terkait aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa Raya (Cagora).
Sekadar diketahui, HMI Cagora melakukan aksi demonstrasi di Jalan Sultan Alauddin, Kecamatan Tamalate dengan menghentikan truk peti kemas yang dijadikan sebagai panggung aksi.
Pantauan di lokasi, sekitar puluhan truk peti kemas mengular di sepanjang Jalan Sultan Alauddin.
Salah seorang supir truk peti kemas bernama Herman (34) yang ditemui fajar.co.id, mengaku keberatan dengan aksi demonstrasi tersebut.
Herman mengaku, dirinya telah terjebak macet sejak pukul 17.35 Wita.
"Saya di sini sudah dari sore, sekitar pukul 17.35 Wita, sebelum magrib," ujar Herman.
Dia pun menyinggung belasan oknum mahasiswa yang dibekuk Polisi pada beberapa pekan sebelumnya di tempat yang sama.
"Garang sekali berteriak-teriak di atas kepala mobil, nanti ditangkap (Polisi) menangis," tuturnya.
Herman mengatakan, dirinya dan sopir yang lain tidak bisa melakukan perlawanan terhadap oknum mahasiswa.
Mereka takut, jika tidak menuruti permintaan oknum mahasiswa, mobilnya bisa saja dirusak.
"Kita tidak bisa melawan juga, karena pasti sasarannya mobil. Nah kalau ini rusak kita yang dimarahi sama bos," bebernya.
"Dia bilang kepentingan masyarakat, tapi justru merugikan masyarakat. Siksa orang kalau begini, baru kita mau ke daerah Polman lagi. Solar sudah susah, ini ditambah susah lagi," curhatnya.
Sementara pengendara motor bernama Ahmad yang juga terjebak macet menyebut, harusnya pihak Kepolisian tegas membubarkan aksi demonstrasi tersebut karena sudah melewati batas waktu.